Minggu, 15 Maret 2015

TV Indonesia? Mau nonton apa?



Seperti kita tahu, banyak tayangan televisi Indonesia yang disebut hanya mengejar rating  semata tanpa memperhatikan konten dari tayangan tersebut apakah layak atau tidak di konsumsi masyarakat. Pada akhirnya juga kembali pada diri kita sendiri yang merasa muak dengan tayangan-tayangan tersebut dan memilih untuk tidak menonton televisi lokal. Lalu bagaimanakah dengan masyarakat yang tidak tahu? Faktanya masyarakat kelas mengah ke bawah adalah penikmat utama tayangan televisi lokal. Tanpa disadari mereka telah di suguhi tayangan yang berpengaruh negatif  pada pikiran mereka, juga generasi muda mereka. Kita sebagai generasi yang berpemikiran luas hendaknya dapat menjadi filter. Meskipun ini sebenarnya tugas komisi penyiaran Indonesia, paling tidak untuk orang-orang terdekat kita, dengan memberi masukan-masukan pada mereka tayangan televisi lokal yang layak untuk ditonton.Lalu bagaimanakah tayangan televisi yang baik itu?



Tayangan Berita Yang Berimbang


Sudah menjadi rahasia umum jika berita lokal sebagian mengandung muatan politik demi kepentingan salah satu pihak tertentu. Biasanya ini menyangkut kepemilikan dari sasiun televisi itu sendiri. Selain faktual, seharusnya tayangan berita itu dapat menyajikan informasi dari kedua pihak dengan bobot yang sama. Tanyangan berita tidak semestinya menjatuhkan salah satu pihak, dan bersifat subjektif. Cukup sulit memang sepertinya saat ini mencari tayangan berita yang netral. Namun sebenarnya masih ada tayangan berita di beberapa stasiun televisi yang menyajikan berita berimbang.



Tayangan Hiburan Cerdas dan Mendidik
 

Kalau yang satu ini cakupannya sangat luas karena sejatinya tujuan dari sebuah stasiun televisi adalah menyajikan informasi dan hiburan. Hiburan disini bisa di bagi menjadi berbagai katerori, mulai dari hiburan keluarga, anak-anak, remaja, dan dewasa. Acaranya pun bermacam-macam, seperti realitiy show, film, sinetron, komedi dan masih banyak lagi. Lalu bagaimana kita menentukan apakah hiburan tersebut layak untuk keluarga? Acara hiburan itu seharusnya tidak mengandung unsur kekerasan, bullying, agak bersangkut dengan pornografi, ataupun adegan-adegan yang tidak seronok. Namun sulit memang untuk tidak melihat tayangan-tayangan semacam itu karena memang acara-acara semacam itu sudah menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat kita. Masarakat kita sudah terbiasa dengan tayagan-tayangan serti itu dan cenderung menggemari tayangan semacam itu. Salah satu cara  untuk menghindari tayangan-tayangan semacam  itu adalah segera ganti cahannel lain yang sekiranya lebih bermutu, ataupun jika tidak ada lebih baik matikan televisi. Karena biasanya dengan melihat satu dua episode selanjutnya kita akan ketagihan dan ingin tahu kelanjutannya, begitu juga keluarga kita. Jika sudah terlanjur ketagihan lebih baik untuk berhenti beberapa episode maka selanjutnya kita  akan bosan. Metode ini dapat diterapkan  juga pada anggota keluarga kita  yag lain. Untuk menggati tayangan-tayangan itu, kita dapat mencari tayangan-tayangan yang lebih mendidik dan aman karena di beberapa stasiun televisi masih ada  tayangan-tayangan yang lebih bermutu.


Dibalik carut-marutnya pertelevisian lokal sebenarnya kita masih bisa menemukan tayangan-tayangan yang bermutu. Kita  diharapkan agar lebih cerdas dalam memilih tayangan televisi untuk keluarga  kita. Jangan sampai generasi muda kita terpengaruh oleh tayangan-tayangan yang tidak bermutu.

Since we cannot change reality, let us change the eyes which see reality.
Nikos Kazantzakis